Jumat, 11 April 2008

imajinasi puisi remaja





Goreskan tinta disebuah kertas untuk mengungkapkan semua imajinasi jiwamu.Sebuah kata lisan terungkap dari hati lewat sebuah puisi.

PUISI

  • Puisi adalah jenis karangan yang dalam penyajiannya sangat mengutamakan kegayaan kata. Kata yang bergaya merupakan salah satu unsur terpenting yang selalu dipikirkan penyair dalam mengungkapkan ide atau perasaannya. Cara pengungkapan puisi inilah yang kemudian disebut gaya bahasa (language figurative), gaya bahasa atau sering pula disebut majas. Majas sendiri adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis dan mampu pula menimbulkan efek tertentu dalam hati pembaca.
  • Puisi dapat juga diartikan sebagai karya sastra yang dibuat sebagai hasil penghayatan atau refleksi seseorang terhadap kehidupannya. Melalui puisi, seseorang ingin mencurahkan segala isi hatinya. Isi hati tersebut tidak hanya berupa perasaan, tetapi juga pikiran, sikap, dan harapan penulis terhadap objek yang sedang dihayatinya.
  • Puisi tersusun atas dua unsur pokok, yaitu Isi dan bentuk. Isi atau tema puisi mencerminkan suatu persoalan hidup yang hendak sihayati, dirasakan, dipikirkan, atau disikapi penulis. Adapun aspek bentuk berupa media atau sarana pengungkapan isi yang terdiri atas diksi, gaya bahasa, rima, irama, dan pengimajinasian.
  • Langkah pertama dalam menulis puisi adalah memikirkan tema atau pokok persoalan yang akan diungkap. Langkah selanjutnya adalah menentukan segi bentuknya.
Puisi hakekatnya bukan hanya terletak pada bentuk formalnya meskipun bentuk formal itu penting. Hakekat puisi ialah apa yang menyebabkan puisi itu disebut puisi. Puisi bebas atau puisi modern tidak terikat pada bentuk formal. Hakekat pusi terdapat tiga hal
(1) sifat seni atau fungsi estetik (2) kepadatan, dan (3) ekspresi tidak langsung.
  • Fungsi estetik
Sebagai karya seni, unsur estetika (keindahan) dalam puisi harus menonjol. Tanpa adanya keindahan itu karya kebahasaan tak dapat disebut karya (seni) sastra. Unsur keindahan tersebut misalnya: Rima, diksi (pilihan kata), Irama, dan gaya bahasa. Gaya bahasa meliputi semua penggunaan bahasa secara khusus untuk mendapatkan efek tertentu, yaitu kepuitisan dan keindahan
  • Kepadatan
Bentuk puisi amat padat artinya penulisan puisi mengandung sedikit kata akan tetapi mengungkapkan banyak hal.
  • Ekspresi yang tidak langsung
Secara tidak langsung puisi mewakili gagasan pengarangnya secara tidak langsung. Pembaca yang ingin memahami suatu puisi harus berfikir lebih dahulu karena pengarang tidak menyampaikan maksud puisinya secara lugas.

  • Unsur-unsur yang terdapat dalam puisi
(1) Tema
Tema merupakan bagian puisi yang tidak terpisahkan. Dalam membuat puisi haruslah menentukan tema yang akan ditulis, tema ini membantu penyair untuk menentukan objek yang akan dijadikan sebuah puisi.
(2) Rima
Rima (sajak) adalah persamaan atau pengulangan bunyi. Bunyi yang sama itu tidak terbatas pada akhir baris, tetapi juga bait. Persamaan bunyi merupakan pola estetika bahasa yang diupayakan. Oleh karena itu persamaan bunyi yang dimaksudkan disini adalah persamaan (pengulangan-pengulangan) bunyi yang memberikan kesan merdu, indah, dan dapat mendorong suasana yang dikehendaki oleh penyair.
(3) Irama
Irama dalam puisi sama halnya dengan musik, karena keduanya ditentukan oleh ukuran waktu atau tempo. Bedanya ukuran tempo dalam musik betul-betul bisa mandiri tetapi dalam puisi ukuran tempo tergantung dari banyaknya bunyi suku kata baik pada kata, frasa, maupun kalimat pada setiap baris. Irama memiliki perulangan bunyi, pergantian kesatuan bunyi dalam arus panjang pendek, dan memiliki keteraturan.
(4) Diksi
Diksi adalah pemilihan kata untuk menyampaikan gagasan secara tepat. Selain itu diksi berarti kemampuan pemilihan kata yang cermat sehingga dapat membedakan secara tepat nuansa makna (perbedaan makna yang halus) gagasan yang ingin disampaikan dan (kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi. Penyair dalam menulis puisi harus dapat memilih dan menyusun kata yang tepat agar hal-hal yang disampaikannya dapat terungkapkan dan juga dapat pula menimbulkan imajinasi estetik.
(5) Makna Denotasi dan konotasi
Makna denotatif adalah makna yang ada dalam pikiran para pemakainya, misalnya kata kursi maknanya tempat duduk berkaki dan bersandaran.
Makna konotatif adalah makna yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan oleh pembicara atau pendengar. Dengan kata lain makna konotatif adalah makna tambahan yang timbul berdasarkan nilai rasa seseorang. Misalnya kata hujan menurut arti kata hujan merupakan titik-titik air berjatuhan dari udara lewat proses pendinginan, tetapi menurut penjual es kata hujan berarti musibah atau malapetaka karena dagangannya tidak laku.
(6) Citraan
Citraan adalah gambaran angan yang muncul di benak pembaca puisi. Lengkapnya citraan adalah gambaran dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya. Wujud gambarannya adalah sesuatu yang diraba, dilihat, dicium, dikecap, dan didengarkan, tetapi yang dicium, diraba, dilihat, dikecap, dan didengar hanya dalam angan-angan pembaca.

  • Berdasarkan bentuknya puisi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
(a) Puisi terikat
Yakni puisi yang terikat oleh aturan-aturan bait dan baris. Jenis puisi yang termasuk ke dalam bentuk ini, antara lain: pantun, soneta, syair. Disamping itu juga dikenal pula puisi yang berbentuk sistikon, terzina, kuatren, kuint, sextet, septima, dan oktaf
(b) Puisi bebas
Yakni puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan bait, baris, maupun rima. Contoh Puisi bebas adalah puisi-puisi semacam karangan Chairil Anwar, Taufik Ismail, WS Rendra, atau puisi kontemporer Sutarzi Calzom Bahri.
Berdasarkan isi/tujuannya puisi dibedakan atas:
Romansa, puisi berisikan curahan cinta.
Elegi, puisi berisikan kesedihan, ratapan.
Ode, puisi berisikan sanjungan kepada tokoh atau pahlawan.
Himne, puisi berisikan doa, pujian kepada Tuhan.
Epigram, puisi berisikan slogan, semboyan, untuk membangkitkan perjuangan atau semangat hidup.
Satire, puisi berisikan sindiran atau kritik.
Balada , puisi berisikan kisah atau cerita.

  • Cara menulis puisi Remaja
Menulis puisi sering dikatakan bakat sehingga orang yang merasa tidak mempunyai bakat tidak dapat menulis puisi. Anggapan tersebut tidak terlalu benar, karena dari sekian banyak kisah sejumlah sastrawan terbukti bahwa pegaruh bakat sangatlah kecil. Jdi menulis puisi sebenarnya termasuk jenis keterampilan yang diperoleh melalui belajar dan berlatih.
Dalam menulis puisi yang pertama-tama kita lakukan adalah (1) Menentukan tema. Tema adalah pokok persoalan yang akan kita kemukakan dalam bentuk puisi.Tema merupakan pokok pembicaraan yang mendasari puisi. Puisi itu membicarakan apa? Keindahan alamkah, kecantikan seorang gadis kah, kebencian yang mendalamkah, atau membicarakan apa? Apapun dapat menjadi tema puisi yang akan anda tulis. Dengan adanya tema akan memudahkan dalam menulis puisi, terutama pada penulis puisi yang masih belajar. (2) Setelah menemukan tema kita perlu mengembangkan tema tersebut menjadi puisi. Hal-hal yang akan dikemukakan dalam puisi itu dapat dicari melalui pemikiran atau pengamatan. Dari hasil pengamatan tersebut kemudian dipilih dan ditentukan mana yang akan kita ungkapkan dalam puisi. (3) Langkah berikutnya adalah mengembangkan tema dalam bentuk puisi dengan memperhatikan pemilihan kata dan majas yang sesuai. (4) Pemilihan kata dipilih untuk menyampaikan gagasan dan ketepatan penggunaannya(diksi) sangat penting untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan sesuai dengan nilai rasauntuk dapat mewakili dan menggambarkan hal-hal yang dikehendakinya. Kemampuan memilih kata mencakup kemampuan memilih dan menyusun kata-kata dengan cara sedemikian rupa untuk menimbulkan imajinasi estetik. Pemilihan kata harus memperhatikan rangkaian kata antara kata satu dengan yang lainnya hingga dapat menimbulkan (a) Rangkaian bunyi yang merdu (b) makna yang dapat menimbulkan nilai rasa estetis (c) kepadatan bayangan yang dapat menimbulkan kesan mendalam. Memilih kata dalam puisi bukanlah pekerjaan mudah. (5) Pemakaian majas. Majas sama dengan gaya bahasa. Majas salah satu pendukung gaya bahasa. Majas yang mungkin digunakan dalam puisi contohnya antara lain:
Majas Perbandingan
a.Asosiasi (Simile) : bagai bulan purnama, seperti diiris sembilu
b.Metafora : gudang ilmu, anak emas, raja siang
c.Personifikasi : angin mengamuk, bel memanggil-manggil
Majas Pertentangan
a.Hiperbola : setinggi langit, kurus kering, terkejut setengah mati
b.Litotes : pemberian yang tidak berharga, bingkisan yang tidak berarti
c.Ironi : rajin sekali kamu (untuk menyindir orang malas)
d.Sinisme : sangat menyebalkan (sindiran langsung)
Majas Pertautan
a.Metonimia : mengendarai kijang ( maksudnya mobil kijang)
b.Sinekdoke
Pars pro toto: batang hidungnya ( yang dimaksud orangnya)
Totem pro parte : sekolahku menjadi juara (yang dimaksud adalah tim sekolahnya)
Majas Penegasan
a.Pleonasme : mundur kebelakang, mata kepalaku, turun kebawah
b.Klimaks : Camat, bupati, gubernur sampai menteri hadir dalam upacara itu.

  • Mendiskusikan keindahan bahasa puisi
Puisi merupakan jenis karangan yang penyajiannya sangat mengutamakan aspek keindahan. Keindahan yang terdapat dalam puisi terpancar dalam susunan bunyi dan pilihan katanya. Dalam puisi dikenal adanya rima, irama, dan nada. Istilah-istilah tersebut berkaitan dengan efek keindahan bunyi yang dijalin dalam sebuah puisi.
Perhatikan penggunaan kesamaan bunyi beserta variasi-variasinya dalam pemenggalan puisi berikut:

Terombang-ambing tanpa arah pasti
Tersendat, terhenti, merenung
Dalam laut kehidupan yang beku

Mengapa sang waktu bergulir
Begitu lambat, begitu cepat?
Bertanya-tanya tentang aktivitas masa ini


Kecuali dalam persamaan bunyi, keindahan puisi terdapat pula pada pilihan dan rangkaian kata yang digunakannya. Kata dan rangkaian kata yang bergaya merupakan unsur penting lain dalam menciptakan efek estetis. Majas menjadikan larik dan bait-bait dalam puisi hidup, bergerak, dan merangsang pembaca untuk memberikan reaksi tertentu dan merenungkan atas apa yang diungkapkan penyair.

  • Pemakaian gaya bahasa dalam puisi remaja
Puisi adalah jenis karangan yang dalam penyajiannya sangat mengutamakan kegayaan kata. Kata yang bergaya merupakan salah satu unsur terpenting yang selalu dipikirkan penyair dalam menyampaikan ide atau perasaannya. Cara penyampaian inilah yang kemudian disebut gaya bahasa (language figurative). Gaya bahasa atau sering pula disebut majas, adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis dan mampu pula menimbulkan efek tertentu dalam hati pembaca. Gaya bahasa membuat larik dan bait-bait dalam puisi hidup, bergerak, dan merangsang pembaca untuk memberikan reaksi tertentu dan berkontemplasi atas apa yang dikemukakan penyair.
Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan penyair. Bentuk ekspresi itu dapat berupa kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada kekasih, kepada alam, atau Sang Khalik. Oleh karena itu, bahasa dalam puisi akan terasa sangat ekspresif dan lebih padat.
Jika penyair hendak mengagungkan keindahan alam. Maka sebagai sarana ekspresinya ia akan mewakili dan memancarkan nuansa makna tentang keindahan alam yang digambarkannya itu. Jika ekspresinya merupakan kegelisahan dan kerinduan kepada Sang Khalik, Bahasa yang digunakannya cenderung bersifat kontemplatif (perenungan) atau penyadaran akan esistensinya dan hakikat keberadaan dirinya sebagai hamba Tuhan.
Gaya bahasa para penyair itu sifatnya individual. Setiap penyair memiliki gaya bahasa yang khas masing-masing. Namun demikian, coraknya dapat diidentifikasi secara umum. Jenis gaya bahasa yang sering digunakan penyair adalah personifikasi, metafora, hiperbola, tautologi, dan paralelisme.

  • Mendeklamasikan puisi
Dalam berpuisi, pembaca tidak sekedar menyembunyikan kata-kata, lebih dari itu ia pun bertugas mengkomunikasikan ekspresi perasaan penyair. Untuk sampai pada tahapan itu, syarat-syarat yang harus dipahami pembaca terhadap puisi yang dibawakannya adalah:
1.Keutuhan makna puisi itu
2.Penjiwaan pesan dan nuansa yang terkandung didalamnya.
3.Ketepatan dalam pelafalan.
4.Kebenaran irama.
5.Kesesuaian lagu kalimat dengan makna dan nuansa.
6.Kesesuaian ekspresi
7.Pembawaan yang meyakinkan

3 komentar:

Anonim mengatakan...

hallow materinya panjang sekalie... tapi lumayan buat aku mengerti tentang apa sich puisi itu? but contoh puisinya harus ditambah ya mbak untuk mempermudah pengenalan tentang puisi remaja. ok!sangat jarang sekalie yang menyukai puisi sefanatik mbak ini.mbak calon guru bahasa indonesia ya? wah aku doain cepet jadi bu guru ya! salam kenal dari aku dhewie paling imut dari smp 1 gresik

Anonim mengatakan...

aduuh capek dech bacanya........tapi thanks bgt, kalo g ada materi ini aq g bisa jawab soal ulangan sekolah..../laen kali buat yang lebih panjang ya....biar tambah capeekk bacanya.....dari endang anak smk taruna jaya

istiqomah mengatakan...

key, ku dapat tambahan pengetahuan dari mu pren, thanks! dalam posting blog mu ada kalimat : awal dalam pembuatan puisi adalah kita harus merencanakan atau memperoleh tema atau persoalan dulu baru kita membentuknya.
berarti, puisi itu lahir karena adanya keterpaksaan dari si penulis, karena ada tema atau persoalan lalu dia buat puisi. bukan karena si penulis memang benar-benar pengen buat puisi, pengen menuangkan uneg-uneg, pemikiran, perasaannya terhadap sesuatu yang dia lihat maupun yang dia rasakan etrhadap sesuatu hal tersebut?! key, itu cuman uneg-uneg ku tentang salah 1 pernyataan mu di arsip blog. sorry klo da kekeliruan. eh, blog mu keren lho........beli di mana? aku mau dong.....!! he.he..... Wassalam